DAUR KARBON
Kamila
Program Studi
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
*Coressponding
author : Kamilamila@gmail.com
Abstract
The carbon cycle is a gas-biogeochemical cycle. Biogeochemistry is
a continuous exchange or change, between the living and non-living biosphere
components. In the carbon cycle, carbon into the abiotic component of the
ecosystem in the form of CO2 is bound in photosynthesis and then released back
into the air or water through a process of respiration in animals and
reshuffling of organic matter in the soil. The purpose of this practicum is to
study biogeochemical cycles in the ecosystem, especially the carbon cycle. This
practice was conducted on 13 March 2018 at Center for Integrated Laboratory UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. The method used is to observe pomacea and hydrilla
sp using aqueous materials, bromtimol blue and control indicators and see
changes in pH, water temperature, DO and changes in pomacea and Hydrilla sp.
The results show the occurrence of color changes in yellow water as well as
dropping DO on the bottle containing pomacea. This indicates the occurrence of
respiration and biogeochemical cycle occurs ie carbon cycle.
Keywords : Biogeokimia,
Daur karbon, Dissolve Oxygen, Hydrilla sp, Pomace
Abstrak
Daur karbon adalah daur biogeokimia berbentuk gas. Biogeokimia
adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan yang tak hidup. Pada daur karbon, karbon masuk ke dalam
komponen abiotik ekosistem dalam bentuk CO2 diikat dalam fotosintesa
kemudian dilepaskan kembali ke udara atau air melalui proses respirasi pada
hewan dan perombakan bahan organik didalam tanah. Tujuan dari praktikum ini
yaitu mempelajari daur biogeokimia pada ekosistem khususnya daur karbon.
Praktikum ini dilakukan pada 13 maret 2018 di Pusat Laboratorium Terpadu UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan ialah dengan mengamati pomacea
dan hydrilla sp menggunakan bahan air, indikator bromtimol blue dan
kontrol dan dilihat perubahan pH,suhu pada air, DO dan perubahan pada pomacea
dan Hydrilla sp. Hasil menunjukan terjadinya perubahan warna pada air
manjadi kuning serta penuruna DO pada botol yang berisi pomacea. Hal ini
menandakan terjadinya respirasi serta terjadi daur biogeokimia yaitu daur
karbon.
Kata kunci : Biogeokimia, Daur karbon, Dissolve Oxygen, Hydrilla sp, Pomacea
Pendahuluan
Siklus
biogeokimia dari sekian banyak unsur dan persenyawaan kimia termasuk unsur
esensial yang terdapat dalam protoplasma, cenderung untuk bersirkulasi antara
lingkungan dengan organisme dalam biosfer. Pemindahan yang berulang-ulang atau
terurai dan bentuk terus menerus antara komponen biotik dan abiotik disebut
dengan siklus biogeokimia (biogeochemical). Beberapa siklus ini
menyangkut persenyawaan kimia yang amat diperlukan bagi kesinambungan
kelestarian kehidupan dalam ekosistem (Hasan, 2002).
Dalam setiap daur biogeokimia
terdapat suatu cadangan utama atau gundang unsur secara terus menerus bergerak
masuk dan melewati organisme. Dalam siklus juga terdapat suatu pembuangan sejumalah
tertentu unsur-unsur kimia dan kimia ini tidak dapat didaur ulang melalui
peristiwa biasa. Dalam periode waktu yang lama, hilangnya bahan kimia ketempat
pembuangan tadi dapat menjadi faktor pembatas (limiting factor) (Hasan.
2002).
Karbon di alam ini mengalami
sirkulasi melalui suatu siklus karbon . siklus memperlihatkan bahwa karbon bisa
terdapat sebagai gas CO2 penyusun udara, yang konsentrasinya sangat
kecil tetapi sangat menentukan karbon secara global. Sebagian dari karbon dalam
air permukaan, dan sumber air sebagai HCO3- atau molekul CO2(aq)-
sejumlah besar karbon terdapat dalam mineral-mineral, terutama dalam bentuk
kalsium dan magnesium karbonat, seperti CaCO3- (Rukaesih, 2004).
Fraksi karbon lainnya terdapat
sebagai minyak bumi dan gas alam, yang dalam jumlah lebih banyak sebagai, batu
bara, dan lignit yang dinyatakan sebagai CxH2x. proses pabrik yang
dilakukan mengubah hidrokarbon mejadi senyawa-senyawa xenobiotic dengan gugus
fungsi yang mengandung halogen, oksigen, nitrogen, fosfor, atau belerang. Oleh
karena itu meskipun merupakan jumlah yang sangat kecil dari total karbon dalam
lingkungan, senyawa-senyawa ini sangat penting karena efek toksitsias kimianya
(Rukaesih, 2004).
Suatu aspek penting dari siklus
karbon, bahwa siklus ini diawali dari terjadinya transfer energi matahari ke
sistem biologis dan akhirnya ke geosfer dan atmosfer sebagai karbon fosil dan
bahan bakar fosil. Organik, atau karbon biologis, {CH2O}, banyak
mengandung molekul-molekul dengan energy tinggi yang dapat bereaksi dengan
molekul oksigen menghasilkan kembali CO2 dan energi. Hal ini dapat terjadi
secara biokimia dalam organisme melalui respirasi aerob (Rukaesih, 2004).
{ CH2O} + O2(g) CO2
+ H2O
Karbon tersimpan dalam bentuk
molekul karbondioksida (CO2) dan oksigen terdapat dalam bentuk molekul oksigen
yaitu O2. Karbon diikat oleh tanaman dalam proses fotosintesa dan dihasilkan
bahar organik. Bila bahan dioksidasi akan menghasilkan menghasilkan kembali
karbondioksida. Dari proses fotosintesa di atas selain dihasilkan bahan organik
berupa karbohidrat, juga dihasilkan oksigen (Hasan, 2002).
Bahan organik hasil fotosintesa
berpindah ke herbivora dan pemangsa dan pemangsa (karnivora) dan kembali ke
cadangan melalui respirasi dan kegiatan bakteri. Sisa bahan organik yang tidak
dimaanfaatkan oleh karnivora dan herbivora, akan dilapuk oleh bakteri tertentu.
Bagian bahan organik yang tidak lapuk (dekomposisi) melalui proses-proses
geologic lainnya akan membentuk batu bara dan minyak bumi. Batu bara mengandung
karbon terikat, yang besar kandungan tergantung pada tingkat pelapukannya
(Hasan, 2002).
Praktikum ini
dilakukan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan bertujuan untuk mempelajari daur biogeokimia pada ekosistem khususnya daur
karbon.
Metodologi
Praktikum ini dilaksanakan pada 13
Maret 2018 di Pusat Laboratorium Terpadu Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pertama disiapkan dua percobaan A dan B, masing-masing
terdiri dari 2 botol yang diberi tanda, dengan menggunakan 12 botol selai yang
telah diisi air sebanyak 100ml, lalu ditambahkan indikator bromtimol blue sebanyak
5 tetes, kemudian botol diberi label (A1, A2, A3, dan B1, B2, B3, B4). Pada botol yang berlebel A1 dan
B1 diisi dengan Pomacea., botol A2 dan B2 diisi dengan Hydrilla sp., botol A3 dan B3 diisi dengan Pomacea sp dan Hydrilla
sp., lalu disiapkan botol label A4 dan B4 sebagai control tidak diisi dengan hewan dan tumbuhan.
Setelah itu masing-masing botol ditutup rapat kemudian ditempatkan diruang
gelap untuk botol A dan ruang yang terkena cahaya untuk botol B pada botol A
yang diletakan ditempat gelap dibalut alumunium foil. Setelah 24jam, diamati semua tabung dan dihitung
kadar oksigen dengan DO meter.
Hasil dan Pembahasan
Table 1. Jumlah
oksiegen terlarut dalam air (DO), suhu air, keadaa air, Hydrilla sp dan Pomacea
sp. Setelah 24 jam
Kondisi tempat
|
toples
|
DO (mg/L)
|
Suhu (oC)
|
Warna air
|
Keadaan
Hydrilla sp
|
Pomacea sp.
|
|
A1
|
11,0
|
27,0
|
Biru
|
-
|
|
Gelap
|
A2
|
11,0
|
27,5
|
Kuning
|
Kurang baik
|
-
|
|
A3
|
8,2
|
27,2
|
|
|
|
|
A4
|
9,5
|
27,2
|
Kuning
|
-
|
Kurang baik
|
|
A5
|
7,4
|
25,4
|
|
|
|
|
A6
|
6,7
|
27,2
|
Kuning
|
Kurang baik
|
Kurang baik
|
Rata-rata
|
|
8,97
|
26,9
|
|
|
|
|
B1
|
11,2
|
27,9
|
Kuning
|
-
|
-
|
|
B2
|
10,1
|
27,8
|
Kuning
|
Normal
|
-
|
Terang
|
B3
|
10,4
|
27,7
|
|
|
|
|
B4
|
8,3
|
27,1
|
Kuning
|
-
|
Normal
|
|
B5
|
10,1
|
26,7
|
|
|
|
|
B6
|
6,4
|
27,7
|
kuning
|
normal
|
Normal
|
Rata-rata
|
|
9,41
|
27,48
|
|
|
|
Keterangan :
A =
Ruang gelap
B =
Ruang Terang
A1 =
kontrol berisi air + BTB (Ruang gelap)
A2 =
Air + BTB + Hydrilla sp. (Ruang gelap)
A3 dan A4 = Air + BTB + Pomacea (Ruang gelap)
A5 dan A6 = Air + BTB + Hydrilla sp (Ruang gelap)
B1 = Kontrol berisi air + BTB (Ruang terang)
B2 =
Air + BTB + Hydrilla sp (Ruang
terang)
B3 dan B4 = Air + BTB + Pomacea sp (Ruang terang)
B5 dan B6 = Air + BTB + Hydrilla sp + Pomacea sp. (Ruang terang)
Table 2.
Diagram DO dan Suhu
Tabel
menunjukan perbandingan kadar DO, perubahan warna air, keadaan Pomacea
sp dan Hydrilla sp. Warna air pada botol yang ditempat gelap A2, A4, A6 dan
ditempat terang B1, B2, B4, B6. Warna air pada kondisi terang yaitu botol B1, B2, B4, B6 mengalami perubahan menjadi kuning yang
menandakan terjadinya respirasi yang menghasilkan CO2. Rata-rata DO
mengalami penurunan dikarenakan DO digunakan oleh Pomacea sp dan
Hydrilla sp untuk melakukan proses respirasi. hal ini dapat di akibatkan
peningkatan suhu air yang akan meningkatkan kecepatan metabolism tubuh
organisme yang hidup didalamnya, Sehingga konsumsi oksigen menjadi lebih
tinggi. Peningkatan suhu air menyebabkan
terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sebanyak dua
sampai tiga kali lipat (Effendi, 2003).
Pada kondisi gelap pH mengalami
penurunan yang bersifat asam karena di saat tidak ada cahaya, mikroorganisme
tidak bisa berfotosintesis sehingga lebih banyak melakukan respirasi yang menghasilkan
CO2 kadar CO2 lebih banyak dari pada oksigen terlarutnya
yang membuat air menjadi asam karena CO2 bila bertemu air akan
menjadi asam (Nybakken,1998). Air yang ditetesi BTB apabila bersifat asam
warnanya akan berubah menjadi kuning seperti pada botol berlabel
yang ditempat gelap A2, A4, A6 dan boto ditempat terang B1, B2, B4, B6. Pada botol A3
dan B5 kontrol yang tidak diisi dengan dengan mahluk hidup, tidak terjadi
perubahan warna air dikarenakan tidak ada proses respirasi yang terjadi.
Rata-rata hasil yang didapat DO mengalami penurunan meskipun tidak terlalu
banyak.
Daur karbon dapat
terlihat prosesnya dari Hydrilla sp. yang mengikat CO2 didalam
botol kemudian dilepaskan kembali menjadi O2 pada air dan udara,
setelah itu Pomacea yang ada
berespirasi menggunakan Oksigen yang ada menjadi karbondioksida. Banyak
karbondioksida dan oksigen dapat terlihat dari perubahan kondisi warna air, Hydrilla
sp. dan Pomacea sp., juga kelarutan oksigen dan pH. Pemakaian alat
diutamakan membaca prosedur pemakaian agar tidak terjadi kesalahan dalam
pengambilan data.
Kesimpulan
Pada
pengamatan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu daur biogeokimia
terjadi pada ekosistem khususnya daur karbon terjadi pada hewan dan tumbuhan
serta ruang lingkupnya seperti pada pomacea dan Hydrilla sp mengalami
respirasi yang membuat Dissolve Oksigen mengalami penurunan, perubahan
warna dan pH menjadi lebih asam, serta suhu yang berubah akibat adanya daur
karbon.
Daftar Pustaka
Effendi,
Soendjojo. 2003. Ekologi. Depdikbud:
Jakarta
Hasan, Basri. 2002. Agroekologi.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Nybakken, J. W. 1988. Biologi
Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan dari Marine
Biology an Ecological
Approach oleh M.
Eidman. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Rukaesih, Ahmad. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta.
Universitas Negri Jakarta
Komentar
Posting Komentar